Monday, February 4, 2019

The Best Moment (2018)

 

2018 is a beautiful story. God give me a lot of experience at that time. I have Left my old life, and getting i'm new. But, in the deepest of my heart, i refuse all of my changes. So God take me return to my real life. At the beginning of that time, letting me to my highest of dreams. All of my plans looks can be reached. Career, brotherhoods, Love, and all of i want to do looks so close to my eyes.

And then, God show the real of my destiny. All of my dreams removed at same time, one by one. I lost of my biggest dream ever. I lost of my brotherhoods. I lost of anything. At the Last, my love was broken!

May, God wanna give me it's Best plan. Maybe not.

God, thanks for everything. You so amazing. You gave me everything by short time, and you take it again as easy as you gave it's.

Now, i just thinking if you want me to be yours only. I'll always being yours, God. No one can take me out from you, the most scholar!

Friday, December 21, 2018

Sang Pengganti (Pengantar 1)

 
Rasa itu hadir, menusuk qalbu dan membawaku terbang tinggi. Ke awan, terus melambung jauh di angkasa. Aku berpikir ini yang mereka sebut cinta. Kurasakan tepat tiga tahun yang lalu. Hanya berawal jabat tangan dan senyum manja. Tak ada yang tahu, hanya aku dan Tuhanku. Dan kini semakin menjadi, setelah ia pergi. Yang dua lusin bulan terus bercerita tentang hidupnya padaku. Sirna, entah dengan siapa. Lalu kamu, masih seperti dulu. Nampak begitu merona, bercahaya, dan selalu memalingkan wajahku dari indah dunia lainnya. Meski doaku telah berubah, engkau secara halus tetap di dalamnya.

Hati ini tak paham lagi. Ia gila, dan tak rasional. Apapun itu, membuatku semakin menjadi. Apa yang ku punya, seolah hanya untukmu seorang. Bahkan, nafas dan ubanku pun ingin ku titipkan padamu jika mampu menambah senyum di bibirmu, walau sedikit.

"Tun, ini sudah malam. Apa kau tak mau masuk?"
"Tidak Ti. Sebentar."
"Baik, nanti dikunci ya pintunya. Uti tidur duluan."
"Iya Ti, selamat malam."

Malam kala kudengar cerita itu, begitu gelap. Sunyi dan membisu. Purnama memang bersinar, tapi angin bergerak begitu lambat. Perlahan menyeringai dedaunan yang kehitaman pertanda tak terjamah cahaya. Desir hati ini pun merobek kesunyian. Bergetar, meledak bak ratusan petasan menyala di malam tahun baru. Aku rindu.

"Entah. Kali ini baru kurasa pertama."
"Apa ini? Rindu begitu mendalam. Kenapa bisa?"
"Dan, kenapa harus padanya? Yang nyaris pasti tak mungkin kumiliki lagi."

Gumamku pada tembok di sisi kanan kiri ku. Tak ada seorangpun di sana.

****

Waktu terus berlalu. Bergulir tak peduli aku yang sendiri. Rindu juga sama. Menyerang, merasuk dalam hati dan jiwaku. Membuat semua yang nyata seolah membisu.

"Saya perhatikan dari jauh, Anda melamun, Mbak?"
"Ini, kopi untuk menghangatkan Mbak."
"Terimakasih mas."
"Sedang menunggu seseorang, Mbak?"
"Hm.. tidak kok mas."
"Langitnya, cerah ya.? Saya suka sekali cuaca malam ini."
"Benar. Pas sekali. Oh iya, Mas namanya siapa?"
"Ali."
"Saya Atun, Mas." Sembari menjabat tangan memecah keheningan malam yang dingin dan membekukan hati.
"Boleh, saya duduk, Mbak?"
"Kenapa tidak?"
"Mbak Sendiri saja datang ke sini?" Sembari merebahkan tubuh di Alun-alun, lalu kumulai basa-basi ku.

Tak jelas memang bahasan kami. Tapi, cukup untuk menghabiskan malam dan tak terasa sudah larut.

"Saya pulang dulu mas. Kalau luang, bisa kita jumpa lagi." Pamitnya sembari meninggalkan kertas kecil bertulis akun sosial medianya.
"Oke Mbak, nggak perlu saya antar kan?!"
"Tidak Mas."

***

Minggu telah berganti. Kunjungan kerja di ibu kota pun usai. Selanjutnya, Kota Kembang Bandung adalah alasan aku kembali berapi-api. Lembang lebih tepatnya.

"Hei!" Terdengar sorak Sorai dari kejauhan seperti memanggilku.
Dan benar, aku yg tengah bercengkrama dengan rekan kerjaku menoleh ke arah datangnya suara itu.
"Atun? Ngapain di Lembang?" Tanyaku.
"Loh? Oh iya, sudah kesana kemari ngobrol tapi belum bilang kalau aku tinggal di Bandung ya."
"Hah? Maksudnya tinggal di Bandung?" Konfirmasi ku.
"Iya Al. Aku orang Lembang, Bandung. Di Jakarta, aku hanya mampir."
"Oh, sini join!"

Kali ini bukan alun-alun yang menjadi latar. Melainkan warung kopi pinggir gedung Asia-Afrika yang menjadi latar jumpaku dengan Atun. Lalu, setelah berkenalan dengan rekan kerjaku, kami bercengkrama. Renyah. Santai, dan hidup. Hingga di ujung bahasan, Aldo, rekan kerjaku pamit kembali ke hotel untuk istirahat. Wajar saja, tiga hari lalu Aldo baru selesai bertugas di Bintan dan kembali ke Jakarta. Sayangnya, karena sedang padat, ia juga dikirim untuk tugas ke Bandung bersamaku.

"Sudah selesai kerjaanmu Al?"
"Belum, ada sedikit problem sih sama klien. Jadi ditunda dulu untuk action nya. Mungkin lusa baru jalan lagi kalau Deal."
"Em, berarti hari ini luang donk?"
"Iya sih, ada apa Tun?"
"Temenin jalan, mau? Aku tunjukin ke kamu tempat yang pas buat beresin stres di Lembang."
"Oke,"


Thursday, December 20, 2018

Fintech, Adaptasi Perkembangan IT atau Kemunduran Ekonomi?

 

Sebuah Narasi, Fauzy Genzo

Fintech agaknya menjadi istilah yang semakin meledak di era milenial ini. Kata yang merupakan akronem dari Financial dan Technology tersebut umum digunakan untuk menyebut aplikasi keuangan khususnya aplikasi untuk pengajuan pinjaman. Baik di Indonesia maupun di Luar Negeri perusahaan di bidang ini terus menjamur.

Perusahaan start up berlomba menciptakan berbagai fasilitas dalam genggaman mengingat penggunaan ponsel pintar terus mengalami kenaikan seperti tertulis di laman kominfo.go.id. Iming-iming kemudahan dalam bertransaksi terutama pengajuan pinjaman menjadikan teknologi keuangan ini dapat berkembang dengan pesat. “Lalu, di mana masalahnya?”

Terkait dengan perdagangan data, biarkan pihak lain yang mengulasnya. Bisnis data memang selalu menarik untuk dilirik. Sayangnya, di sini saya mengajak pembaca sedikit memainkan logika pada perekonomian. Narasi ini berisi sejumlah dugaan dan membiarkan pembaca yang mungkin ‘lebih tahu’ untuk berkomentar di bilah yang tersedia.

Sebenarnya, munculnya metode pembayaran dengan uang elektronik (e-money) memang memudahkan kita dalam bertransaksi. Tanpa perlu mengeluarkan dompet dan uang fisik, atau juga mencari receh untuk kembalian, kita dapat nyaman bertransaksi. Jika ini dilakukan dengan metode transfer antar bank (e-banking) jelas ketika satu rekening bertambah, rekening lainnya akan berkurang.

Setuju?

Lalu bagaimana dengan aplikasi keuangan pihak ketiga? Tidak etis rasanya menyebut merek di sini. Istilahkan saja DO-PAY atau DRAB-PAY dan PAY-PAY lainnya. Misalkan, kita transfer dari rekening Bank A ke akun virtual kita di PAY tersebut, umumnya jumlah yang masuk/keluar itu sama. Rekening Bank A saya berkurang Rp10k, dan rekening virtual saya bertambah Rp10k. jika membayar antar rekening virtual, misal saya beli melalui aplikasi dan membayar dengan PAY tersebut Rp10k, pasti mutasi dalam rekening saya dan rekening lawan transaksi akan berkurang dan bertambah sebesar Rp10k.

Clear?

Lalu, bagaimana dengan perlakuan voucher? Saya sering mendapatkan voucher dalam akun virtual pay saya. Kadang, bisa sampai Rp40k. Kalau saya gunakan jasa kirim dan bayar menggunakan voucher tersebut, apakah kurir juga mendapatkan tambahan Rp40k di rekening virtualnya? Padahal, kalau cash bisa dapat Rp40k berbentuk uang fisik.

“Ya mas, kalau vouchernya 10k, dia pakai jasa saya 11k, yang 10k nanti masuk rekening virtual syaa dan bisa dicairkan di bank.” Kata salah satu agen jasa yang juga teman saya itu.

Adil kan? Tidak ada pertanyaan lagi? Jawabannya, BANYAK!

Lalu, uang siapa yang digunakan untuk mengganti voucher tersebut? Perusahaan penedia PAY? Kalau voucher hanya senilai 40k sih gampang. Lah kalau usernya 1juta, masing-masing menggunakan voucher 4k sudah 4juta sehari lho. Kalau sebulan, sudah 120juta. Tenang, tidak se-ekstrim itu. Kita pakai saja yang 4juta uang perusahaan terpakai untuk mengganti voucher. Ya setidaknya perusahaan harus membayar biaya iklan sebesar itu untuk waktu satu hari.

Empat Juta sehari, dan anggap saja sepuluh hari sebulan berarti 120 hari setahun dikali 4 juta.

Saya yakin manajemen perusahaan pasti memiliki metode income generating yang baik sehingga kecil kemungkinan untuk merugi.

Saturday, August 25, 2018

Teori Dalam Akuntansi

1. Teori Signal (Signaling Theory)
            Menurut Hapyani P, N, yang dikutip dari Ros, dalam membangun signaling teori berdasarkan adanyaassimetric information antara well-informed maneger dan poo-informed stockholder. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa menejer akan mengumumkan kepada investor ketika mendapatkan informasi yang baik, bertujuan menaikan nilai perusahaan, namun investor tidak akan mempercayai tersebut, karena menejer merupakaninterest parti. Solusinya perusahaan bernilai tinggi akan berusaha melakukan signaling pada financial policy mereka yang memakan biaya besar sehingga tidak akan ditiru oleh perusahaan yang memiliki nilai lebih rendah. Hal ini akan menciptakan separating equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahan yang lebih tinggi akan menggunakan lebih banyak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakanequity.
            Kelebihan teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa terjadi peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatanfinancial leverage. Kelemahan dari model ini adalah ketidakmampuan dalam menjelaskan hubungan kebalikan antara profitabilitas dan laveragge. Kelemahan lain adalah tidak dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangibleasset tinggi harus menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang mature (tangible asset tinngi) yang tidak menggunakan hutang, akan tetapi didalam teori diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.
2. Teori Akuntansi Normatif
Teori normative berusaha untuk membenarkan tentang apa saja yang harus dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya di dasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut nelson (1973) teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hasil hipotesis tersebut.
Perumusan akuntansi normative mencapai keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. pada periode tersebut teori normative lebih berkosentrasi pada :Penciptaan laba sesungguhnya.dan pengambilan keputusa
3. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati didalam masyarakat. dengan kata lain positif accounting theory (PAT) dimaksudkan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer dengan kelompok lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah.
Teori positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak atas dasar motivasi pribadi (Self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan keuntungan pribadi. Pada saat sekarang teori positif menekankan pada penjelasan alasan-alasan terhadap praktek yang berjalan dan prediksi terhadap peranan akuntansi dan informasi terkait dalam kepuasan-kepuasan ekonomi individu, perusahaan, dan pihak lain yang berperan dalam pasar modal dan ekonomi.
Hubungan Teori Akuntansi Positif dan Normatif
            Dalam penjelasan mengenai akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari adanya teori ekonomi normatif. Teori berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik-praktik akuntansi yang ada dimasyarakat what it is ( Watts dan Zimmerman).
Dapat disimpulkan bahwa hubungan teori akuntansi normative dan teori akuntansi positif yaitu teori akuntansi positif pada dasarnya merupakan alat untuk menguji secara empirik asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori akuntansi normative. Karena pada dasarnya teori normatiof merupakan pendapat pribadi yang subyektif yang tidak dapat diterima begitu saja dalam menentukan keputusan.
4. Teori keagenan (Agency theory)
Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer.
Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.
Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal.
Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah corporate governance. Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governance adalah; transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), keadilan (fairness), dan responsibilitas (responsibility). Corporate governance diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara principal dan agent yang pada akhirnya diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen laba.
5. Teori  Kontrak
Karakteristik teori kontrak perusahaan sebagai hubungan hukum (koneksi) dari hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen dari faktor produksi. Perusahaan itu ada karena kurangnya biaya individu untuk bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat dari pada melakukannya secara individual (godfrey:2010,hal 361). Dengan adanya perspektif penghubung kontrak terhadap perusahaan teori biaya kontrak melihat peran informasi akuntansi sebagai pengamat dan penegak atas kontrak – kontrak ini untuk menurunkan biaya agensi dari konflik kepentingan tertentu. Suatu konflik yang mungkin muncul adalah konflik kepentingan antara pemegang obligasi dan pemegang saham dari perusahaan terhadap utang yang ada. Jadi teori biaya kontrak berasumsi bahwa metode akuntansi dipilih sebagai bagian dari pemaksimalan kesejahteraan. Biaya kontrak mencakup biaya transaksi, biaya agensi, biaya informasi, biaya negosiasi ulang, dan biaya kepailitan (Belkaoui,2004:hal 188-189).
6. Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.
Interpretasi teori akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai berikut: input semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian dimanipulasi (dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi kos historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa inflasi tidak perlu dicatat dan nilai pasar (nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan kemudian menggunakan konsep pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip-prinsip akuntansi kos historis untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil atau prinsip individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara mengecek kebenaran perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kos historis telah dipraktekkan sejak dahulu sampai sekarang
7. Teori Interpretasional (semantis)
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya. Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi.
Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap, harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.
Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
8. Teori Perilaku (pragmatik)
Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.

Dikutip dari:
http://juhartin.hol.es/sia/teori-teori-akuntansi/

Apa itu Leverage ?

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008:257). Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva dan atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang dan atau saham istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan pemilik perusahaan.

Berikut ini beberapa pengertian leverage dari beberapa sumber:
  • Menurut Irawati (2006), leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan. 
  • Menurut Fakhrudin (2008:109), leverage merupakan jumlah utang yang digunakan untuk membiayai / membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi. 
  • Menurut Sjahrial (2009:147), leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. 
  • Menurut Syamsuddin (2001:89), leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.

Dikutip dari :
https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-dan-jenis-jenis-leverage.html?m=1

Tuesday, October 24, 2017

Purwokerto, Aku Kembali Belajar Tentang Cinta


Aku hidup telah cukup lama. Setidaknya sekitar 21 tahun atau 1/3 + 1 tahun usia normal umat islam yang pernah disampaikan oleh para alim ulama yang berdakwah itu. Tepat pada 23.30 aku menuliskan cerita konyolku hari ini. Tentang cinta dan rindu serta perjuangan yang aku merasa tak dihargai walau hanya sedikit.
Kali ini aku belajar banyak tentang cinta, satu kata berjuta makna yang sering kugunakan saat mengungkapkan tinta hitam yang membekas di dalam hati. Satu kata yang juga memiliki arti kebalikan yang tak mungkin dipisahkan darinya. Adalah “jika kau berani jatuh cinta, maka berarti kau harus siap merasakan lara”. Setidaknya itu yang ada dalam otak dan membekas di sudut hatiku. Dan itu benar.
Adalah perjalananku ke sebuah kota di Indonesia yang sebelumnya pernah kujumpai walau dengan gaya santai tanpaada perencanaan. Dan kali ini berbeda dengan “kala itu”, karena ini terencana. Tepatnya adalah sebuah instansi yang tengah mekar dan naik daun di kalangannya. Instansi yang naik daun sejak 7 tahun lalu akibat tingkah laku penguasa tak bertanggung jawab yang berhasil mendidik mereka menjadi yang dikenang. Di instansi itulah aku belajar tentang cinta ini.
Satu, bahwa yang disebut dengan cinta adalah karakter. 
Aku selalu berkata hal yang sama kepada orang-orang yang ku-cinta-i itu bahwa, “cari yang mau(belajar), bukan yang mampu”. Dan ternyata di instansi ini aku mendapat pembenaran. Karena bahwa gelas yang berisi karakter itu akan dapat diisi skill tinggi yang mampu mengalahkan mereka yang mengisinya. jauh lebih baik daripada gelas yang terisi penuh (read: yang mampu). Dan di sini juga aku merasa benar jikalau aku selalu memilih mereka yang merasa sendiri dan tak terpegang, daripada mereka yang selalu terpegang dan tertanam di dalam jiwanya sebagai yang diutamakan.
Yap. Untuk mampu membangun suatu pondasi yang kokoh dalam suatu organisasi adalah dengan memanfaatkan mereka yang berkarakter. “Jujur itu ada dari dalam diri dan tak mungkin diciptakan dari luar.” Setidaknya itulah yang selalu membuatku percaya kepada mereka yang merasa “terasingkan” (read: minder).
Dua, bahwa pendidikan itu penting demi adanya “stabilitas”.
Aku adalah actor karbitan dalam serial drama cinta di Yogyakarta ini. Setidaknya 3 tahun yang lalu aku memulai karirku sebagai actor karbitan yang sebenarnya tidak terlalu mau belajar juga. Tapi entah, beberapa waktu lalu ada suara yang kembali memanggilku mengabdi pada nama yang memberiku luka mendalam itu.
Syukurilah, kalian yang pernah merasakan nikmatnya sebagai Staff (read: operasional), atau sebagai Junior (read: asisten). Kenapa? Jelas karena kalian bukanlah seorang karbitan sepertiku, kalian ada di jenjang yang tak kulalui dan kalian memiliki kompetensi dasar/pondasi yang jauh lebih kokoh dariku. Inilah hal kecil yang memaksaku menyesal telah melalui hal konyol akibat permasalahan ekonomi yang sebenarnya bias diatasi itu.
“andai aku bisa, aku akan kembali pada saat itu dan lebih berjuang. mungkin aku dapat lebih baik di titik ini”. Tapi waktu takkan mengizinkanku. Ia takkan mengizinkanku untuk kembali, karena memang sudah memastikan bahwa semua itu harus jadi penyesalan bagiku. 
Entah, saat ini aku merasa aneh dan gila, karena seolah tak mampu menjadi teman yang baik dalam mendampingi belajar. Jika menuntut ilmu dariku, jelas anda salah. Karena saya sampai saat ini (masih) buka orang berilmu. Saya hanya bisa mendampingi dalam pembelajaran karena memang ilmu itu telalu kompleks untuk saya kuasai.yang terpenting dalam hal ini adalah, “jika anda lelah, butuh bahu, jika anda bosan, butuh telinga sebagai pendengar, atau jika anda marah, butuh tempat mengadu, saya takkan pernah hilang”. Scroll saja kontak di handphone-mu dengan namaku, dan aku pasti akan menjadi semua itu untukmu. Karena bagiku, menjadi tempat bercurah lelah adalah bahagia.
Ketiga, belajar manajemen personalia kepada PMSM Yogyakarta.
Salah satu ilmu yang membuatku sangat tertarik untuk terus menyelam adalah psikologi. Ini seperti mendengarkan cerita hati orang lain, dan belajar memahami apa yang sebenarnya ada di dalam dirinya. Entah, tapi aku suka. Beberapa kali di sini disebut “generasi millennial” yang aku masih berlum terlalu paham akannya. Yang jelas, dia adalah “yang mengutamakan eksistensi diri (dikenal luas) daripada harta/materi”. Generasi unik yang entah seperti apa track recordnya kelak.
Keempat, kompetensi setiap jenjang adalah sama dan terukur. Jika terdapat yang lebih baik, maka dia unggul.
Apa maksudnya? Kau telah melewati pendidikan. Seharusnya kau memiliki ilmu yang seharusnya kau dapat di sana. Jika ilmu yang kau miliki melebihi dari itu, berarti kau unggul. Kau istimewa. Dan kau, tak layak untuk berhenti, apalagi mundur. Hal paling menyedihkan memang adalah mundur/pulang sebelum berperang. Dan aku tak ingin mengulangi kesalahan itu lagi. Karena apa? Karena kamu terlalu berharga untuk kutinggalkan
Ingat, syaratnya satu. Presiden takkan baik di mata seluruh rakyatnya, apalagi orang-orang sampah sepertiku. Pastikan kau mendukung yang kulakukan jika kau memang menggunakan hati dalam menentukan rindumu. Aku pasti akan berada pada waktu membuatmu kecewa, tapi buatlah aku tetap istimewa. Seperti saat pertama hatimu memilihku, dan bukan seperti saat aku seperti sampah di matamu.
“Jika kau masih tak percaya kau berharga, aku tak peduli. Yang terpenting adalah apa yang aku rasakan.”
Kelima, bahwa pendidikan adalah tentang memanfaatkan orang lain.
Kenapa tidak layak disebut begitu? Padahal jelas-jelas jika kau mendidik untuk membelajarkan adalah dengan melibatkan mereka yang haus akan ilmu. Itu adalah memanfaatkan. Karena pasti “jika kau beri tahu, dia akan lupa; jika kau tanya, mungkin dia akan ingat; tapi jika kau melibatkannya, pasti dia akan belajar.” Ilmu sesederhana itu jika kau meu mempelajarinya. Sederhananya adalah “kau mau mempelajarinya dengan kewajiban untuk mengamalkannya, atau tidak, dan berarti kau tak berbeda dengan batu.”
Keenam, bahwa cinta tak harus selalu bersama.
Malam terlalu gelap kala itu. Bintang tak terlihat dan justru butiran air yang datang mengunjungiku. Yang terpenting di sini adalah rasa kesendirianku. Tak ada satupun yang menemaniku walau angin malam begitu dingin. Dan itu memang sudah seperti biasanya, yang aku selalu sendiri. Aku pun tak suka jika terlalu ramai, itu terlalu hampa untuk yang tak jelas sepertiku.
Yap. Cintaku malam ini tak disisiku, walau dia tak terlalu jauh dari pandangan mataku. Tapi sakit yang kurasa tak seberapa karena aku sudah pernah merasakan yang lebih hancur dari itu. Cintaku mala mini berlalu dengan dia yang lain. Dengan dia yang aku tak pernah merasa lebih baik darinya. Setdaknya sampai detik ini.
Jadi, Kota Kecil Purwokerto mengajarkanku banyak hal hari ini. Apalagi tentang cinta. Yang dulu tak pernah menyentuhku setidaknya selama 2 tahun. Tapi di sini ada yang mengajarkanku untuk kembali mencinta. Walau dengan arti yang sedikit berbeda dari cinta yang dulu “pernah ada”.


23 Oct ‘17
#anaktanitepus

Monday, April 10, 2017

Analisis Mingguan Personalia

Tertarik dengan layanan kami?
Dapatkan selalu informasi terbaru !