Detik demi detik seperti yg kalian tau selalu
berjalan setiap nafas kita hembuskan. Dan kini sudah satu tahun detik itu
berjalan sejak kulukiskan tentang sepercik masa lalu di tahun 2014. Kini
akhirnya penghujung 2015 turut mnghampiri, dan kan kulukis lagi kisahku dalam
beranda anak tani ini.
Januari,
Bulan di mana aku mengawali tahun dan juga
usiaku. Genap 19 tahun memaksaku menjadi lebih dewasa, tak ada kado istimewa
dari siapapun kecuali sang penciptaku. Allah, tepat 12 jam setelah aku berusia
19 tahun Dia memanggil salah seorang tercintaku. Yah, kakek yg selalu
mengkhawatirkan setiap aku jauh darinya. Entah, penyesalan tiada dalam diriku,
mungkin aku yg merasa terlalu jauh darinya. Tapi sampai kapanpun beliau take
dapat kulupakan. Dan pesannya padaku agar bisa menjadi seorang yg dikenal
sebagai cucunya akan kucoba tuk kuwujudkan.
Pada bulan ini juga satu mimpi lainnya sirna,
aku yg menyerah tanpa berusaha tak perlu dipertanyakan mengapa gagal. Dan yg
pasti, masih ada satu hal yg kubanggakan di detik itu, yaitu menjadi seorang
ketua panitia.
Februari,
Nampaknya seorang ketua panitia tak dapat
berbuat apapun. Nyatanya aku masih membawa lukaku, dan .... Sudahlah. Ini bukan
hal penting. Satu mimpiku terwujud di bulan ini. Sebagai beban negara mampu membuatku
membeli sebuah laptop.
Maret,
Kontrak kerja sampingan mulai menemuiku.
Sebulan ini baru sebatas marketing dan belum mampu menjual satu pun.
Selebihnya, tak ada hal istomewa.
April,
Bulan di mana aku benar2 memulai
petualanganku bersama sebuah bsnis rentalan. Hujan dan jarak kuterjang hanya
demi sepercik rupiah.
Mei,
Sibuk mengganggu seorang dari masa lalu yang
sebenarnyya sudah bukan dia yang dulu ketika aku masih aku yang dulu. Adobe
flash lah yg menemaniku dengan kreasi untukku dapat berjuang menjauh. Dan hanya
ikhlas satu kata yg kupunya di bulan itu untuk kado kecil baginya. Memang
mungkin sudah tak berarti lagi baginya.
Juni,
Tepat setahun berpisah dengan sang kekasih.
Seorang yg aku sungguh ingin menjaganya. Asal kalian tahu, ketika aku menyayangi
seseorang aku tak akan membiarkan siapapun merusak hidupnya, bahkan diriku
sendiri. Aku ingin menjaganya dengan keikhlasan yg diberikan Tuhan agar kelak
jika kami tak berjodoh tak ada yg merasa dirugikan, dan aku tak peduli kata
orang yg bilang aku gak so sweet.
Menjelang hari libur di bulan ini pula perang
batin mulai hadir. Antara restu, cita2, niat, dan beasiswa yg tak kunjung cair
memaksaku mengambil satu langkah gila. Bulan ini aku mulai mengecewakan orang2
di sekitarku.
Juli,
Resmi, kontrak kerjasama dengan usaha
rentalan kutinggalkan. Dan mimpi pun perlahan memudar.
Agustus,
Tanggung jawab kembali memanggil dan lagi,
aku kecewakan orang di sekitarku. Bahkan puncak krisis percaya diri hadir di
bulan ini. Meski begitu, secuil kepercayaan dari teman2ku masih membuatku
bangun walau sedikit. Dan bulan ini, handphone baru kumiliki. Masih sebagai
beban negara.
September,
Siapa kira uang menjadikan aku makhluk yg
gila. Berbagai spekulasi kulakukan hanya untuk uang. Dan kini aku memulai
partime gila ku yg bekerja pada 8 malam sampai 1 dini hari. Aku berpikir ini
adalah semangat karena uang. Bahkan bulan ini juga aku merasa jauh dari sang
aahabat. Dan benar, dia menemukan pujaan hatinya. Entah,, aku bisa
merasakannya.
Oktober,
Masih dengan kegilaan yg tak mampu membuatku
memaksimalkan seluruh tanggung jawabku.
November,
Tak ada yg istimewa. Hanya baper dengan
beberapa orang. Tapi aku berharap hanya sebatas ke GRanku saja.
Desember,
Sepertinya hal nekatku akan berakhir.
Entahlah... Aku rindu dengan Allahku...... dan yang terpenting di bulan ini aku
benar-benar meraja jauh dari Allah. Memang hanya luka kecil, tapi itu membuatku
cukup ketakutan akan tak mampu lagi menyembah-Nya. Aku benar-benar merasa jauh.
Mungkin memang itu cara terbaik untuk mengingatkanku. Dan sekali lagi
kutegaskan, sepertinya benar-benar uang bukan apa-apa di dunia ini. Aku pernah
lebih bahagia tanpa benda itu. Hanya kata syukur yang harus diucapkan, agar
kita tahu seberapa besar nikmat yang telah kita terima.
No comments:
Write comments